Planet Baru Ditemukan seukuran Bumi

Misi Kepler dari badan antariksa Amerika Serikat (NASA) memastikan telah menemukan dua planet seukuran Bumi yang mengorbiti sebuah bintang seperti Matahari dalam sistem tata surya kita, demikian NASA seperti dikutip Reuters, Kamis (22/12)
NASA menyebut penemuan ini adalah tonggak bersejarah dalam misi pencarian planet-planet serupa Bumi.
Kedua planet yang dinamai Kepler-20e dan Kepler-20f ini adalah planet-planet terkecil di luar sistem tata surya yang dikonfirmasi mengelilingi sebuah bintang seperti Matahari, demikian NASA.
Kedua planet baru  ini terlalu dekat ke bintang mereka untuk bisa disebut berada di zona layak ditempati kehidupan (habitable zone) di mana ada air likuid pada permukaan planet.
"Penemuan ini menunjukkan untuk pertama kalinya bahwa planet-planet seukuran Bumi ada di sekitar bintang-bintang lain (di luar Matahari) dan bahwa kita mampu mendeteksinya," kata Francois Fressin dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics di Cambridge, Massachusetts.
Kedua planet baru ini diyakini sebagai planet berbatu.  Kepler-20e agak lebih kecil dibandingkan Venus, dengan radius 0,87 kali dari jari-jari Bumi.

Kepler-20f sedikit lebih besar dibandingkan Bumi dengan jari-jari 1,03 kali jari-jari Bumi. Kedua planet ini berada di sistem beranggotakan lima planet yang dinamai dengan Kepler-20, sedangkan jaraknya adalah 1.000 tahun cahaya dalam konstelasi Lyra.Kepler-20e mengorbiti bintangnya setiap 6,1 hari, sementara Kepler-20f mengorbit setiap 19,6 hari.Kepler-20f, yang bersuhu 800 derajat Fahrenheit, mirip dengan rata-rata hari planet Merkurius.
Suhu di permukaan Kepler-20e yang mencapai lebih dari 1.400 derajat Fahrenheit, bisa melelehkan kaca.
Teleskop ruang angkasa Kepler mendeteksi planet-planet dan calon planet dengan mengukur kekuatan cahaya lebih dari 150.000 bintang ketika planet-planet melintas di depan bintang-bintangnya.

Bola Misterius luar Angkasa Ditemukan di Namibia

Polisi Namibia dibuat kalang kabut. Di padang rumput terpencil di bagian utara negaranya, ditemukan bola misterius yang diduga jatuh dari langit. Bola misterius  dengan diameter 35 cm dan berat 6 kilogram itu ditemukan sekitar 750 kilometer (480 mil) dari ibukota Windhoek. Pemerintah setempat segera mengadu ke NASA dan Badan Antariksa Eropa untuk menyelidiki temuan itu. 
 
Sekitar 18 meter dari tempat ditemukannya bola ini, terdapat sebuah lubang sedalam 33 sentimeter dan lebar 3,8 meter. Sebelum bola ini ditemukan oleh petani di tanahnya, sejumlah warga mengaku mendengar ledakan kecil beberapa hari sebelumnya. 
 
Menurut ahli forensik, Paul Ludik, bola itu terbuat dari paduan logam yang dikenali oleh manusia. "Bola memiliki permukaan kasar dan tampaknya terdiri dari dua bagian dilas bersama-sama," kata Ludik seperti dikutip kantor berita AFP. Dia menjelaskan bahwa ledakan yang didengar oleh penduduk setempat merupakan 'sonic boom' ketika benda itu turun ke bumi, atau suara akibat benturan dengan tanah. 
 
Deputi Inspektur Polisi Jendral Vilho Hifindaka menyimpulkan bola tidak menimbulkan bahaya apa pun. "Ini bukan bahan peledak, melainkan bola berongga, tetapi kami harus menyelidiki semua ini dulu," katanya.

Bangkai Satelit Berpeluang Jatuh di Indonesia

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sampah raksasa dari satelit Upper Atmosphere Research Satelite (UARS) yang tengah menuju bumi kecil kemungkinan jatuh menghantam wilayah berpenduduk.
Badan Antariksa AS, NASA, mengungkapkan bahwa peluang UARS menghantam wilayah pemukiman warga adalah 1: 3.200. Hingga kini belum bisa dipastikan lokasi jatuhnya UARS.
Namun wilayah yang berpotensi dihujani kepingan bangkai satelit itu adalah seluruh kawasan di rentang 57 derajat lintang utara hingga 57 derajat lintang selatan. Indonesia yang berada dalam wilayah lintasan katulistiwa juga berpeluang kejatuhan UARS.
NASA menjelaskan, perbandingan satelit itu jatuh di wilayah tak berpenduduk lebih besar karena memperhitungkan luas wilayah daratan dan lautan serta kawasan gurun di bumi. Apalagi 70 persen wilayah dari rentang kawasan yang diperkirakan itu didominasi lautan.
Profesor astronomi dan astrofisika, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin, yang dihubungi Tribunnews.com memperkirakan UARS akan menghantam bumi pada rentang waktu Jumat (23/9/2011) tengah malam hingga 24 jam berikutnya.
"Kemungkinannya memang kecil tetapi perlu waspada. Maka itu Lapan terus memantau perkembangannya," ujar Thomas, Jumat pagi.
Thomas mengungkapan bahwa Lapan akan berkoordinasi dengan pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) jika UARS dipastikan jatuh di Indonesia. Setelah itu BNPB berkoordinasi dengan jajaran di daerah.
Satelit berukuran panjang 10,6 meter dan diameter 4,5 meter itu semula berbobot 5,9 ton. Media di AS menggambarkan satelit yang tengah mendekati bumi tersebut seukuran bus kota. Menurut NASA, badan antariksa AS, saat menembus atmosfer bumi, UARS akan hancur berkeping-keping namun masih tersisa 26 keping total berbobot 532 kg.

Dua Matahari Terbenam Bersama

Dua matahari terbenam bersama setiap kali malam tiba di planet Kepler-16b, kata para ilmuwan di jurnal Sains, Kamis.
Peristiwa mirip fiksi ilmiah itu terpantau  peneliti yang melakukan pengamtan  dari pesawat antariksa Kepler NASA. Peneliti itu  mendeteksi sebuah planet yang mengorbit dua bintang --  ini untuk pertama kali fenomena semacam itu dipastikan keberadaannya.
"Ini sungguh-sungguh pengukuran menakjubkan oleh Kepler," kata Alan Boss dari Lembaga Sains Carnegie, penyusun bersama laporan penelitian itu. "Hal yang betul-betul menarik adalah ada sebuah planet  mengorbit dua bintang," katanya.
Bintang-bintang berpasangan -- yaitu dua matahari yang saling memutar -- sudah diketahui dan selama ini para astronom menduga ada planet yang mengitari mereka. Observasi Kepler itu merupakan konfirmasi pertama bagi kenyataan tersebut.
Gravitasi dua bintang, bahkan untuk bintang-bintang relatif kecil seperti di pusat sistem perbintangan ini, sangat berbeda dari gravitasi satu bintang, kata Boss melalui telefon.
Misi Kepler adalah menyelidiki wilayah kita di galaksi Bima Sakti mengenai keberadaan planet-planet di "zona bisa dihuni" yang tidak terlalu dekat atau jauh dari bintang-bintang yang mereka orbit.
Pesawat antariksa tersebut melakukan hal itu dengan menemukan bintang-bintang dengan cahaya meredup secara berkala, yang berarti ada benda angkasa yang mengorbit -- sebuah planet -- yang bergerak antara bintang itu dan instrumen Kepler. Ini dikenal sebagai sebuah transit planet.
Yang mengejutkan adalah bintang-bintang itu saling memudarkan satu sama lain ketika bintang yang satu menghalangi yang lain. Gerhana ketiga menunjukkan bahwa sebuah planet menjadi bagian dari sistem tersebut.
Karena kedua mataharinya lebih kecil dan lebih dingin daripada matahari kita, planet Kepler-16b sangat dingin, dengan suhu permukaan sekitar minus 73 hingga minus 101 derajat Celsius, kata Pusat Astrofisika Harvard-Smithsonian dalam sebuah pernyataan. Josh Carter dari lembaga itu adalah penyusun bersama penelitian tersebut.
Kepler-16b adalah sebuah planet gas besar dingin dengan ukuran serta massa yang sama dengan planet Yupiter, yang mengorbit kedua mataharinya setiap 229 hari pada jarak 104,6 juta kilometer. Jarak itu kira-kira sama dengan orbit Venus. Bumi mengorbit matahari setiap 365 hari pada jarak sekitar 149,7 juta kilometer.
Planet yang baru terdeteksi ini berjarak 200 tahun cahaya dari Bumi dan diperkirakan tidak ada bentuk kehidupan di sana. Satu tahun cahaya adalah jarak yang ditempuh cahaya dalam waktu setahun, sekitar 10 trilyun kilometer.

50 Planet Baru Ditemukan, Salah Satunya Mirip Planet Bumi

REPUBLIKA.CO.ID, WYOMING - Ahli astronomi Eropa menemukan 50 planet baru dalam tata surya kita. Dari jumlah itu, 16 planet di antaranya ditengarai berukuran sebesar planet bumi.
Planet terbesar yang ditemukan dinamai sebagai planet  HD 85512 b, berukuran 3,6 kali massa bumidan bisa dijangkau dalam 36 tahun cahaya dan berada dalam konstelasi Vela. Temuan itu juga menyatakan hampir separo bintang bercahaya layaknya matahari kita dan beberapa lebih bersinar ketimbang Saturnus.
Para planet mirip bumi, ilmuwan mempercayai ada jejak air di sana, yang memungkinkan ada kehidupan di sana.
Temuan planet ini dipresentasikan dalam A conference on Extreme Solar Systems di Wyoming, AS. Konferensi dihadiri oleh sekitar 350 pakar dari seluruh dunia.
Planet-planet baru ini ditemukan oleh sebuah misi The High Accuracy Radial Velocity Planet Searcher (HARPS), yang diinstal di European Southern Observatory di La Silla Observatory, Chile.
'Pendeteksian HD 85512 b jauh dari batas HARPS, dan menunjukkan kemungkinan ditemukannya bumi super (super-Earth) lain yang memungkinkan adanya kehidupan di sekitar bintang mirip matahari," kata astronom University of Geneva, Michel Mayor.
Salah satu anggota tim, Lisa Kaltenegger, dari Max Planck Institute for Astronomy  dan Harvard Smithsonian Centre for Astrophysics, menyatakan temuan terakhir ini menandai era baru pencarian planet kehidupan. "Kita memasuki pencapaian yang luar biasa dalam sejarah astronomi," katanya.

Astronom Temukan Planet Tergelap


Sebuah planet di luar tata surya yang gelap, lebih gelap dari sepotong batu bara, telah ditemukan para astronom. Planet sebesar Jupiter ini mengorbit bintangnya dengan jarak sekitar lima juta kilometer dan kemungkinan temperaturnya 1.200 derajat celcius.
Planet ini mungkin terlalu panas untuk mendukung awan pemantul seperti terlihat di sistem tata surya. nnamun demikian tetap saja tidak bisa menjelaskan mengapa planet ini begitu gelap. Kajian ini akan diterbitkan di jurnal Monthly Notices of the Royal Astronomical Society.
Planet yang disebut TrES-2b karena ditemukan dalam survei eksoplanet Trans-Atlantik tahun 2006. Jaraknya dari bumi sekitar 750 tahun cahaya di konstelasi Draco. Planet ini terletak di jarak pandang teleskop angkasa Kepler yang tujuannya menemukan eksoplanet menggunakan pengukuran cahaya yang sangat sensitif.
Dengan menggunakan data selama empat bulan pertama dari Kepler, David Kipping, peneliti di Center for Astrophysics di Universitas Harvard dan David Spiegel dari Universitas Princeton mengkaji jumlah cahaya terpancar langsung dari TrES-2b.
Mereka mengukur jumlah cahaya dari "sisi malam" planet ketika langsung berada di depan bintangnya. Lalu membandingkan dengan cahaya dari "sisi gelap" sebelum melintasi bintangnya.
Perbedaan keduanya kemudian diukur untuk mengetahui seberapa banyak sinar yang terpantul atau disebut albedo.
Dalam sistem tata surya, awan di Planet Jupiter memantulkan sinar 52%, Bumi memantulkan sinar 37%. Namun tampaknya planet TrES-2b memantulkan sinar kurang dari 1% sinar bintangnya. "Albedo ini lebih gelap dari pada cat acrylic atau batu bara. Aneh," ujar Dr Kipping kepada BBC.
Salah satu penjelasannya barangkali planet itu terlalu panas untuk mendukung awan pemantul yang mengelilingi planet seperti terlihat di sistem tata surya. Namun Kipping dan Spiegel mengatakan ini pun belum dapat akan menjelaskan mengapa TrES-2b begitu gelap. Tidak hanya karena planet gagal memantulkan sinar namun kemungkinan menyerap sinar itu, katanya.

Waspadalah! Badai Matahari akan Sambar Bumi Minggu Ini


TRIBUNNEWS.COM — Dalam beberapa hari ini, akibat tiga letupan besar di permukaan Matahari sepanjang minggu lalu, bakal menimbulkan gelombang badai elektromagnetik. Badai Matahari ini bisa menyebabkan gangguan satelit, perangkat telekomunikasi, serta elektronik.
Pemerintah Amerika Serikat, bahkan secara khusus mengeluarkan peringatan risiko tersebut. "Badai Matahari yang akan terjadi berikutnya mungkin memiliki level sedang atau kuat," kata Joseph Kunches, ilmuwan dari Space Weather Prediction Center, divisi dari National Oceanic and Atmospheric Adaministration (NOAA).
Kunches mengungkapkan, badai Matahari yang terjadi minggu lalu dan berikutnya bisa berdampak pada satelit komunikasi dan Global Positioning System (GPS) dan bahkan dapat menciptakan aurora yang bisa dilihat dari wilayah Minesota dan Winconsin, Amerika Serikat.
Aurora yang tercipta, disebut aurora borealis, merupakan cahaya alami yang bisa dilihat di wilayah Artik dan Antartika. Fenomena itu terbentuk akibat tumbukan antara partikel berenergi tinggi dengan atom di lapisan atas atmosfer.
Menurut NOAA, kerusakan besar akibat badai Matahari jarang terjadi, namun pernah dilaporkan adanya dampak serius. Pada tahun 1989 misalnya, badai Matahari mengakibatkan pembangkit listrik di Quebec, Kanada, lumpuh sehingga warga setempat harus hidup tanpa listrik selama berjam-jam.
Sementara, dampak terbesar badai Matahari terjadi pada tahun 1859. Badai Matahari melumpuhkan sistem komunikasi telegraf di seluruh dunia dan mencipatakan aurora yang bisa dilihat hingga Karibia.
Sistem telegraf dilaporkan terus mengirimkan sinyal walaupun baterai telah dicopot. Bagaimana dengan dampak badai Matahari kali ini? Kunches mengungkapkan, "Saya pikir badai Matahari yang terjadi kali ini tak akan mendekati itu. Ini akan ada pada angka dua atau tiga dari lima pada skala NOAA Space Weather."
Tapi, tetap harus diwaspadai. Badai Matahari pertama yang terjadi minggu lalu mengakibatkan sedikit dampak di Bumi. Sementara badai yang kedua lebih kuat. Yang ketiga, masih belum dilaporkan, tetapi kemungkinannya bisa memperburuk badai Matahari yang kedua atau tidak berdampak sama sekali.
Direktur Space Weather Prediction, Tom Bogdan, mengatakan, puncak badai Matahari terjadi setiap 12 tahun sekali. Seperti dikutip Reuters, Jumat (5/8/2011), ia memperkirakan badai Matahari berikutnya akan terjadi pada tahun 2013

Ikan Lele Albino Raksasa


Ikan lele albino ini tertangkap oleh peserta tur memancing.

SENIN, 1 AGUSTUS 2011, 12:57 WIB




VIVAnews - Seekor ikan lele albino raksasa ditemukan oleh Chris Grimmer di Sungai Ebro, dekat Barcelona, Spanyol. Ikan ini memecahkan rekor sebagai ikan lele albino terbesar yang ditangkap melalui pemancingan.

Saat itu, Chris mengikuti sebuah tur memancing. Awalnya, dia tidak menyangka ikan yang memakan umpannya berukuran raksasa. Chris memerlukan waktu sekitar 30 menit untuk menggulung senar pancingnya setelah umpan yang dia lempar disambar ikan ini.
"Butuh waktu lama untuk menariknya, seperti menarik sebuah bus," kata Chris sebagaimana dimuat laman Daily Mail.
"Setelah itu, saya sangat lelah dan nyaris tak bisa berjalan, tapi tidak sia-sia."
Ikan lele itu kemudian ditimbang. Ternyata, beratnya sekitar 88 kg dengan panjang 2,4 meter. Setelah penimbangan, ikan ini kemudian dilepaskan kembali ke sungai.
Sementara itu, pemandu yang mengorganisir tur itu, Ashley Scott mengatakan sangat yakin tangkapan itu telah memecahkan rekor ikan lele terbesar melalui cara pemancingan. "Kami tahu catatan rekor ikan lele, jadi kami langsung menyadari bahwa itu adalah rekor," kata Scott.
Rekor ikan lele albino terbesar yang berhasil ditangkap sebelumnya dipegang oleh Sheila Penfold dari London, Inggris. Dia berhasil menangkap seekor ikan lele albino seberat 86 kilogram pada Oktober tahun lalu.
Namun, ikan lele terbesar yang pernah ditangkap di muka bumi adalah ikan lele raksasa seberat 293 kg. Ikan ini tertangkap di Sungai Mekong, Thailand pada 2005.

Awan Mirip Tulisan Lafaz Allah

Padangpanjang, Padek—Warga Padangpanjang Jumat (17/6), sekitar pukul 09.00, terkesima menyaksikan awan berbentuk lafaz Allah di langit Serambi Mekkah selama 5 menit.
Fenomena itu mengundang berbagai asumsi di kalangan masyarakat setempat.  

”Pertanda apa ini? Apakah ini pertanda akan terjadi sesuatu? Mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa di negeri ini,” ujar Eni, warga Bukitsurungan, Padangpanjang Barat, spontan.

Warga Padangpanjang benar-benar takjub menyaksikan kekuasaan Allah tersebut.
”Itu (hanyalah) peristiwa biasa. Sama halnya dengan fenomena gerhana matahari atau bulan,” kata Koordinator Forum Mubalig Padangpanjang, Buya Nasrullah. (wr)

Planet Baru Fitur Bintang muda dan Twin Neptunes

ScienceDaily (Juli 14, 2011) - Sebuah tim internasional, termasuk para ilmuwan Universitas Oxford, telah menemukan 10 planet baru. Amongst them is one orbiting a star perhaps only a few tens of million years old, twin Neptune-sized planets, and a rare Saturn-like world. Di antara mereka adalah salah satu mengorbit bintang mungkin hanya beberapa puluh juta tahun, kembar berukuran planet Neptunus, dan sebuah dunia yang mirip Saturnus langka.

The planets were detected using the CoRoT (Convection, Rotation and Transits) space telescope, operated by the French space agency CNES. Planet terdeteksi menggunakan COROT (konveksi, Rotasi dan transit) teleskop ruang angkasa, yang dioperasikan oleh lembaga ruang angkasa Perancis CNES. It discovers planets outside our solar system -- exoplanets -- when they 'transit', that is pass in front of their stars. Ini menemukan planet di luar tata surya kita - planet - saat mereka transit ', yang lewat di depan bintang-bintang mereka.
The new finds were announced on 14 June at the Second CoRoT Symposium, held in Marseille. Menemukan baru diumumkan pada 14 Juni di Simposium COROT Kedua, diadakan di Marseille.
Out of the ten new exoplanets (CoRoT-16b through to 24b and c) seven are hot Jupiters some of which are unusually dense and/or on unusually elongated orbits, and one is in orbit around an unusually young star. Dari sepuluh exoplanets baru (COROT-16b melalui 24b dan c) tujuh hot Jupiters beberapa yang luar biasa padat dan / atau di orbit luar biasa memanjang, dan satu di orbit sekitar sebuah bintang yang luar biasa muda. The announcement also includes a planet slightly smaller than Saturn, and two Neptune-sized planets orbiting the same star. Pengumuman ini juga mencakup sebuah planet yang sedikit lebih kecil daripada Saturnus, dan dua Neptunus berukuran planet yang mengorbit bintang yang sama.
Dr Suzanne Aigrain of Oxford University's Department of Physics, lead UK scientist for CoRoT, said: 'CoRoT-18b is special because its star might be quite young. Dr Suzanne Aigrain dari Universitas Oxford Departemen Fisika, memimpin Inggris ilmuwan untuk COROT, mengatakan: "Corot-18b adalah khusus karena bintangnya mungkin cukup muda. Finding planets around young stars is particularly interesting because planets evolve very fast initially, before settling into a much steadier pattern of evolution. Menemukan planet di sekitar bintang muda sangat menarik karena planet berkembang sangat cepat pada awalnya, sebelum menetap ke dalam pola yang lebih mantap evolusi.
'If we want to understand the conditions in which planets form, we need to catch them within the first few hundred million years. "Jika kita ingin memahami kondisi di mana planet-planet terbentuk, kita perlu menangkap mereka dalam beberapa ratus juta tahun pertama. After that, the memory of the initial conditions is essentially lost. Setelah itu, memori kondisi awal dasarnya hilang. In the case of CoRoT-18, different ways of determining the age give different results, but it's possible that the star might be only a few tens of millions of years old. Dalam kasus COROT-18, cara yang berbeda untuk menentukan usia memberikan hasil yang berbeda, tapi mungkin bahwa bintang mungkin hanya beberapa puluh juta tahun. If this is confirmed, then we could learn a lot about the formation and early evolution of hot gas giant planets by comparing the size of CoRoT-18b to the predictions of theoretical models.' Jika hal ini dikonfirmasi, maka kita bisa belajar banyak tentang pembentukan dan evolusi awal planet raksasa gas panas dengan membandingkan ukuran COROT-18b dengan prediksi model teoritis. "
Another system of particular interest is CoRoT-24, which is around 4,400 light years from us and consists of a star just a little smaller than our Sun, orbited by two transiting planets. Lain sistem bunga tertentu COROT-24, yaitu sekitar 4.400 tahun cahaya dari kita dan terdiri dari sebuah bintang hanya sedikit lebih kecil dari Matahari, mengorbit planet transit oleh dua.
'The first of these planets is three times larger than the Earth, and takes 5.1 days to orbit the star, whilst the second is 4.8 times larger than the Earth and takes 11.8 days to complete an orbit. "Yang pertama dari planet-planet ini adalah tiga kali lebih besar dari Bumi, dan mengambil 5,1 hari untuk mengorbit bintang, sementara yang kedua adalah 4,8 kali lebih besar dari Bumi dan membutuhkan 11,8 hari untuk menyelesaikan orbit. So these planets are similar to Neptune in size, but much hotter,' said Dr Aigrain. Jadi ini mirip dengan planet Neptunus dalam ukuran, tapi jauh lebih panas, "kata Dr Aigrain.
'However, we don't know yet whether they are also similar to Neptune in composition, because even with the best instruments in the world, we could only obtain upper limits on their masses. "Namun, kami belum tahu apakah mereka juga mirip dengan Neptunus dalam komposisi, karena bahkan dengan instrumen terbaik di dunia, kita hanya bisa mendapatkan batas atas pada massa mereka. It's the first system with two transiting planets found by CoRoT, and it ties in well with similar transiting planet systems found by the Kepler mission.' Ini adalah sistem pertama dengan dua planet ditemukan oleh COROT transit, dan hubungan dengan baik dengan sistem planet transit serupa yang ditemukan oleh misi Kepler. "
Elsewhere CoRoT-22b is a rare example of a planet similar in size to Saturn. Di tempat lain Corot-22b adalah contoh langka sebuah planet yang mirip dalam ukuran ke Saturnus. Located around 2,000 light years from us it takes about 10 days to orbit its star, which is slightly hotter than our Sun. Terletak sekitar 2.000 tahun cahaya dari kita membutuhkan waktu sekitar 10 hari untuk mengorbit bintangnya, yang sedikit lebih panas dari Matahari. Dr Aigrain said: 'we have only an upper limit on its mass, but this is enough to determine that is density is not much more than that of Jupiter, which means it has a predominantly gaseous composition, although it could also contain significant quantities of rock and ice.' Dr Aigrain berkata: "kita hanya memiliki batas atas massa, tapi ini cukup untuk menentukan bahwa adalah densitas tidak jauh lebih dari itu Jupiter, yang berarti memiliki komposisi didominasi gas, meskipun bisa juga mengandung jumlah yang signifikan batu dan es. "
Once CoRoT detects a transit, additional observations are made from the ground, using a number of telescopes all over the world. Setelah COROT mendeteksi transit, pengamatan tambahan yang dibuat dari tanah, menggunakan sejumlah teleskop di seluruh dunia. Although astronomers cannot see the planets directly, they use the space- and ground-based data to measure the sizes, masses, and orbits of these new planets precisely. Meskipun astronom tidak dapat melihat planet secara langsung, mereka menggunakan data ruang dan tanah berbasis untuk mengukur ukuran, massa, dan orbit planet-planet ini baru tepat. This is why, among all known exoplanets, those with transits yield the most complete information about planet formation and evolution. Inilah sebabnya, di antara semua exoplanet yang dikenal, mereka dengan transit menghasilkan informasi paling lengkap tentang pembentukan dan evolusi planet.
The new planets will also be presented at a seminar on June 15th at the Institute of Physics in London. Planet-planet baru ini juga akan dipresentasikan pada sebuah seminar pada 15 Juni di Institut Fisika di London.
The 10 new planets are: 10 planet baru:
CoRoT-16b : A puffed-up short-period giant planet, with half the Jupiter mass and its full radius. COROT-16b: Sebuah sombong-up jangka pendek planet raksasa, dengan setengah massa Jupiter dan jari-jari penuh. It orbits in 5.3 days around a mature Sun-like star with an age of 6 billion years. Ia mengorbit dalam 5,3 hari di sekitar bintang seperti Matahari dewasa dengan usia 6 milyar tahun. The orbit of this planet is highly elongated which is rare for such an old, close-in planet. Orbit planet ini sangat memanjang yang jarang untuk seperti sebuah planet tua, dekat di.
CoRoT-17b : A massive giant planet around a star with an age of 10 billion years, or twice as old as our Sun. COROT-17b: Sebuah planet raksasa masif yang mengelilingi sebuah bintang dengan usia 10 milyar tahun, atau dua kali setua Matahari. It orbits in 3.7 days, has 2.4 Jupiter masses and a density twice that of Jupiter. Ia mengorbit dalam 3,7 hari, memiliki massa 2,4 Jupiter dan kepadatan dua kali lipat dari Jupiter. Observing such an old planetary system is important for understanding the long term evolution of giant planets . Mengamati suatu sistem planet yang lama adalah penting untuk memahami evolusi jangka panjang dari planet raksasa.
CoRoT-18b : Unlike the previous CoRoT planets this "Hot Jupiter" orbits a young star that is a mere 600 million years old. COROT-18b: Berbeda dengan planet COROT sebelumnya ini "Jupiter panas" mengorbit sebuah bintang muda yang merupakan 600 juta hanya tahun. This planet has a size 1.4 times that of Jupiter, but 3.5 times its mass. Planet ini memiliki ukuran 1,4 kali dari Jupiter, namun 3,5 kali massa. This planet is very dense, with almost twice the density of Jupiter. Planet ini sangat padat, dengan hampir dua kali kepadatan Jupiter.
CoRoT-19b : A planet with the same mass as Jupiter but 1.5 times the size. COROT-19b: Sebuah planet dengan massa yang sama dengan Jupiter namun 1,5 kali ukuran. It has a density much less than that of Saturn, the least dense planet in our solar system. Ia memiliki kerapatan jauh lebih sedikit daripada Saturnus, planet paling padat di tata surya kita.
CoRoT-20b : A "Hot Jupiter" in an eccentric orbit with a period of 9.2 days. COROT-20b: Sebuah "Jupiter panas" dalam orbit yang eksentrik dengan periode 9,2 hari. CoRoT-20b is special because it has a very elongated orbit which may be related to its extremely high density. COROT-20b adalah khusus karena memiliki orbit yang sangat panjang yang mungkin berhubungan dengan kepadatan yang sangat tinggi. It has a density twice that of Mars, even though it is a gaseous giant planet. CoRoT-21b : A giant gas planet with a size 1.3 times that of Jupiter and 2.5 times the mass. Ini memiliki kepadatan dua kali lipat dari Mars, meskipun itu adalah sebuah planet gas raksasa COROT-21b:. Sebuah planet gas raksasa dengan ukuran 1,3 kali dari Jupiter dan 2,5 kali massa. This is one of the faintest CoRoT stars for which the planet mass has been determined. Ini adalah salah satu bintang redup yang COROT massa planet telah ditentukan. These mass measurements required observations with the Keck 10m telescope in Hawaii, USA, the largest telescope in the world. Ini diperlukan pengamatan pengukuran massa dengan teleskop Keck di Hawaii 10m, Amerika Serikat, teleskop terbesar di dunia.
CoRoT-22b *: This planet has a size of 0.74 radii that of Saturn. COROT-22b *: Planet ini memiliki ukuran jari-jari 0,74 bahwa Saturnus. The mass of this exoplanet has yet to be determined precisely, but it is certainly less than half that of Saturn. Massa planet ini belum ditentukan secara tepat, tetapi pasti kurang dari setengah dari Saturnus.
CoRoT-23b : A "Hot Jupiter" in a 3.6 day orbit. COROT-23b: Sebuah "Jupiter panas" dalam orbit 3,6 hari.
CoRoT-24b and 24c *: A system with two transiting planets of Neptune size in orbits of 5.1 and 11.8 days. COROT-24b 24c * dan: Sebuah sistem dengan dua planet transit ukuran Neptunus dalam orbit 5,1 dan 11,8 hari. The planets have sizes of 1 and 1.4 times that of Neptune, respectively. Planet-planet memiliki ukuran 1 dan 1,4 kali dari Neptunus, masing-masing.
*Despite their best efforts, the team were not able to detect the radial velocity signatures of CoRoT-22b, 24b and 24c unambiguously. * Meskipun upaya terbaik mereka, tim itu tidak dapat mendeteksi tanda tangan kecepatan radial jelas COROT-22b, 24b dan 24c. However, they were able to rule out almost every configuration of stars that could mimic a planet in the CoRoT data at high confidence. Namun, mereka mampu menyingkirkan hampir setiap konfigurasi bintang yang bisa meniru sebuah planet dalam data COROT pada kepercayaan diri tinggi.

Jejak Api di Langit Bekasi

Kamis (14/7) sore lalu, beberapa media memberitakan jejak menyala di atas langit Bekasi. Sejumlah foto yang diambil warga pun beredar, sayangnya tak cukup jelas sehingga tak terlihat seperti apa gerangan jejaknya.

Tetapi, seorang anggota milis CikarangBaru@yahoogroups.com, Firman Alamsyah, memotret jejak di langit itu. Ia menyesal tak membawa lensa kamera yang lebih baik, namun sejumlah hasil fotonya cukup menunjukkan pergerakan benda itu.
 
Firman, sore itu, sedang berkendara menuju Jalan Inspeksi Tarum Barat, Bekasi. Ia melihat nyala di atas dengan gerak menukik. "Posisinya sekitar 10 derajat ke arah selatan dari arah barat. Ketinggian awal sekitar 40-45 derajat dan turun ke hampir 30 derajat," kata Firman kepada anggota milis CikarangBaru.

Mencoba menganalisis, Firman mengatakan nyala benda itu mungkin karena pengaruh sinar matahari juga, yang saat itu tengah terbenam, meski ia tak yakin juga akan pendapatnya itu.

Lihat fotonya:


Setelah dicrop.
Setelah dicrop.


Apakah itu? Ahli astronomi dan astrofisika dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin, menduga itu adalah jejak kondensasi dari pesawat terbang yang memantulkan cahaya matahari senja.

"Saat melewati udara dingin, asap-uap dari mesin pesawat membentuk jejak seperti awan," ujar Thomas, disiarkan detikcom, Jumat (15/7). Situs berita itu, berdasar laporan pembacanya, juga menulis cahaya serupa tampak di Cengkareng, juga seorang yang mengaku melihat pemandangan yang mirip di langit Jimbaran, Bali, hampir pukul setengah enam sore waktu setempat.

Jejak kondensasi asap-uap itu, Thomas melanjutkan, memantulkan cahaya matahari senja.

Terlebih lagi, kata Thomas, kondisi atmosfer atas yang dingin saat kemarau memungkinkan fenomena ini tampak di beberapa tempat yang menjadi jalur penerbangan.

Untuk melihat foto-foto lainnya dari Firman Alamsyah, lihat di sini: Slideshow: Jejak Api di Langit Bekasi.

Cahaya Misterius Nampak di Langit - Langit

Kamis, 14/07/2011 22:05 WIB
Jakarta - Setelah menampakan diri di Jakarta dan sekitarnya, cahaya misterius juga terlihat di Bali. Segaris cahaya berwarna orange ini melintas tepat di atas Pantai Jimbaran.

Salah seorang saksi mata pemandangan itu adalah pembaca detikcom, Aswin melihat pemandangan aneh itu Kamis (14/7/2011) sekitar pukul 17.22 WITA. Aswin menyaksikan cahaya itu bergerak cukup lambat.

"Gerakannya lambat. Terlihat hampir 5 menit." ungkapnya.

Aswin mengaku tidak dapat menggambarkan secara detail bentuk cahaya itu. Cahaya hanya tampak panjang dan menghilang begitu saja dari pandangan mata.

Pemandangan serupa juga terlihat di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng. Cahaya dengan warna sama menampakan diri pukul 17.45 WIB. "Terlihat sekitar 2 menit," kata Setyo.

Sebelumnya cahaya misterius itu juga nampak di perumahan Cikarang Grand City, Bekasi. Di kawasan Kuningan dan Pancoran, Jakarta Selatan warna cahaya itu tampak merah menyala.

Air Terjun Mengeluarkan Darah Yang Mengalir Terus

Inilah salah satu fenomena alam yang langka terjadi, bagaimana tidak dari sebuah sumber air yang mengalir pada sebuah air terjun bisa terdapat aliran darah yang mengalir terus menerus namun agak lambat. Hal ini terjadi di sebuah Gletser di Antartika tepatnya di lembahMc Murdo wilayah kutub selatan. Pertama kali seorang geolog menemukan air terjun beku tahun 1911 dan mereka menemui hal aneh yang mereka kira adalah warna merah yang mengalir merupakan warna yang berasal dari ganggang merah, namun sifta sejatinya ternyata lebih dari yang mereka duga.
 Kira-kira 2 juta tahun yang lalu Gletser Taylor terkurung dibawah aliran air yang mengandung kumpulan mikroba kuno, dan mereka terisolasi disana dibawah lapisan es yang sangat tebal secara alami, berkembang secara independen mikroba ini hidup tanpa cahaya, panas dan oksigen, dan disana mereka terperangkap pada suatu kondisi salinitas yang sangat tinggi dan kaya akan zat besi sehingga memberikan warna yang merah sama dengan zat besi dalam darah.
Dan Air terjun ini terjadi karena adanya sebuah celah dari gletser tersebut yang memungkinkan air subglacial tersebut keluar, membentuk air terjun tanpa mencemari ekosistem didalamnya. Para ilmuwanpun akhirnya menduga dari kesimpulan tersebut bisa sangat mungkin terjadi juga di planet planet lain seperti Mars dan Yupiter, Air terjun berdarah ini benar benar suatu fenomena alam yang ajaib baik secara visual maupun ilmiah.

Serpihan Cosmos Ancam Stasiun Antariksa

Sampah Satelit


HOUSTON, KOMPAS.com - Badan Antariksa AS (NASA) sukses dengan mulus menempatkan pesawat ulang alik Atlantis di Stasiun Antariksa Internasional (ISS), Minggu (11/7/2011). Namun, kini NASA harus menghadapi masalah karena stasiun antariksa terancam ditabrak sampah antariksa.
Sampah antariksa yang mengarah ke ISS merupakan serpihan satelit Cosmos 375 yang diluncurkan Uni Soviet tahun 1970. Satelit tersebut hancur karena bertabrakan dengan satelit lainnya sehingga pecahannya ke mana-mana. Salah satu serpihan tersebut diperkirakan menabrak ISS pada Selasa besok pukul 23.00 WIB, namun tidak diketahui seberapa besar ukurannya.
"Tim berharap dapat mencari informasi pergerakannya setelah proses docking (Atlantis) selesai untuk menentukan apakah perlu dilakukan manuver menggunakan jet pendorong (thruster) untuk menghindari pecahan tersebut," tulis NASA dalam pernyataan resminya.
Antisipasi terhadap tabrakan serpihan satelit itu menjadi perhatian penting tidak hanya karena bisa membahayakan stasiun antariksa. Datangnya pecahan tersebut juga diperkirakan bersamaan waktunya saat para astronot akan melakukan tugas langsung di luar stasiun antariksa atau disebut spacewalk.
Pesawat ulang alik Atlantis yang diluncurkan Jumat minggu lalu merapat ke ISS, Minggu kemarin sekitar pukul 23.07 WIB. Empat astronot yang terbang dengan pesawat tersebut telah melakukan inspeksi rutin untuk memastikan lapisan pelindung pesawat tetap aman untuk pulang ke Bumi setelah misi 12 hari.
Sebelum merapat kemarin, Atlantis juga melakukan manuver berbalik agar para astronot di ISS dapat memotret bagian perutnya untuk memastikan tidak ada lapisan pelindung panas yang terkelupas. Pintu Atlantis dibuka sekitar dua jam kemudian setelah merapat ke ISS dan dua tim astronot bertemu.
Peluncuran Atlantis kali ini mencatat sejarah tersendiri karena merupakan misi terakhir program ulang alik NASA yang sudah berjalan selama 30 tahun. Untuk sementara waktu dalam beberapa tahun ke depan, para astronot NASA akan dikirim dengan roket Soyuz milik Rusia. Selanjutnya, NASA tengah menyiapkan wahana penggantinya yang siap melakukan penjelajahan ke Bulan, Mars, hingga ke asteroid.

Bentuk Ukuran Bumi Makin Gemuk

11 juli 2010

Lelehnya Es Kutub Bikin Bumi Makin Gemuk

INILAH.COM, London – Melelehnya es di Antartika dan Greenland membuat volume laut membengkak. Alhasil, Bumi makin menggemuk hingga mencapai bagian terlebar.Selama zaman es di 20 ribu tahun silam, Bumi menjadi planet yang ‘langsing’. Selama periode geologis pengurangan jangka panjang suhu permukaan dan atmosfer Bumi, berat lembaran es di Bumi mengubah bentuk kerak dan mantel Bumi yang menyebabkan Bumi membuncit di bagian tengah.
Bentuk Bumi tak sepenuhnya bulat seperti dilaporkan Dailymail. Hal ini bisa dilihat dari hamparan kilometer Kutub Utara yang lebih dekat inti planet dibanding garis Ekuator. Efek penggemukan ini diyakini terjadi setelah Zaman Es yang membuat Bumi makin bulat.
Menurut National Geographic, tonjolan di Ekuator menyusut kurang dari satu millimeter tiap tahun. Namun, melihat pengukuran satelit Gravity Recovery and Climate Experiment (GRACE), efek ini ternyata terbalik.
“Ada hal lain terjadi (penyusutan keliling Bumi),” ujar geofisikawan John Wahr di University of Colorado.
Tingkat melelehnya es di Kutub Utara dan Selatan yang jumlahnya mencapai 382 miliar ton es setahun ternyata melawan efek pelangsingan tersebut.

Kerusakan Lubang Ozon Seluas Amerika Utara

Senin 4 Juli 2011

REPUBLIKA.CO.ID,CIMAHI - Kerusakan lapisan ozon di Kutub Selatan mencapai seluas 27 juta kilometer persegi. Itu luasnya lebih besar dibandingkan Amerika Utara yang luasnya sekitar 25 juta kilometer persegi.
''Hal ini terjadi karena banyak sekali perilaku hidup manusia yang tanpa disadari menyebabkan kerusakan ozon,'' kata Kepala Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Novita Ambarsari, kepada wartawan di sela-sela Sosialisasi Perlindungan Lapisan Ozon di Pusdik Armed, Kota Cimahi, Senin (4/7).
Lubang ozon di kutub Selatan ini bukan dalam arti lubang yang sebenarnya pada lapisan ozon. Akan tetapi, kata Novita, lubang ozon merupakan penipisan lapisan ozon dengan konsentrasi lebih rendah dari 220 DU. Nilai ini berdasarkan pengamatan ozon di Kutub Selatan yang tidak pernah lebih tinggi dari 220 DU sejak tahun 1979.
Sedangkan, berdasarkan data total ozon hasil pengukuran satelit Nimbus pada Juni 2009, ada kecendrungan penurunan konsentrasi ozon total di Indonesia sebesar 0,29 DU/tahun. Bahan-bahan kimia perusak lapisan ozon ini terutama berasal dari jenis chlorofluorocarbons (CFC) yang digunakan dalam berbagai produk proses seperti lemari es, pendingin udara, dan proses pembuatan busa lembut sebagai cairan pembersih.
"Bahan perusak lapisan ozon banyak digunakan dalam industri alat pemadam kebakaran dan Metil Bromida yang dipakai untuk bahan pestisida,'' kata Novita. ''Pemakaian bahan-bahan ini meningkat dengan cepat sejak tahun 1970-an yang menyebabkan kandungannya di atmosfer juga meningkat."
Dia mengatakan cara mengatasi masalah ini dengan cara mengubah perilaku manusia. Masyarakat harus disadarkan bahwa manusia harus hidup lebih lama dengan suasana nyaman dan aman. Edukasi yang disampaikan itu bisa dalam bentuk cerita dan bukti nyata supaya warga tergerak hatinya untuk hidup dengan cara yang lebih baik.

"Banyak kebiasaan masyarakat yang tdak sesuai dengan pola back to nature seperti menyalanya pesawat TV tanpa ada yang menontonnya. Padahal, energi litrik berasal dari solar. Sedangkan, solar tidak bisa diperbarui dan pembakarannya sendiri menyebabkan kerusakan lapisan ozon," ujarnya.

Inilah Rahasia Terbesar Merkurius

2 Juli 2011

INILAH.COM, Jakarta – Merkurius menjadi planet terdekat matahari. Planet ini menjadi planet yang sulit dipelajari selama beradab-abad. Namun kini rahasia terbesarnya berhasil dikuak.
Nyatanya, hanya dua pesawat luar angkasa yang pernah berhasil mengunjungi Merkurius. Yakni, Mariner 10 NASA pada pertengahan 1970an dan kini Messenger (MErcury Surface, Space ENvironment, GEochemistry dan Ranging) yang telah mencoba tiga kali terbang ke planet itu sejak 2008 yang akhirnya berhasil masuk orbit Merkurius pada Maret ini.
Misi Messenger mampu menjawab banyak misteri yang menyelubungi Merkurius, termasuk teka-teka berikut.
Mengapa sangat padat?
Merkurius merupakan planet kedua terpadat di tata surya, hanya sedikit lebih kecil dibanding Bumi. Para ilmuwan menduga, Merkurius memiliki inti raksasa atau sekitar dua-pertiga massanya. Di Bumi, intinya hanya berporsi satu-pertiga.
“Tabrakan antara badan-badan berbatu di awal sejarah tata surya kemungkinan besar membuat lapisan luar Merkurius menjadi kurang padat, hanya menyisakan bagian-bagian berat,” jelas direktur departemen magnet terestrial Carnegie Institution of Washington Sean Solomon.
Menurut penyelidik misi Messenger ini, hasil analisa kimia dari Messenger pada permukaan Merkurius seharusnya bisa membawa teori impaktor ini dalam uji.
Perisai Magnetik
Selain Bumi, Merkurius merupakan satu-satunya planet berbatu dalam sistem surya yang memiliki medan magnet signifikan (meski hanya 1% kekuatan Bumi). Keberadaan medan magnet bukan sekadar pertanyaan sepele pada planet ini, tetapi juga melindungi organisme dari radiasi yang merusak dari matahari dan luar sistem tata surya.
Solomon menggambarkan medan magnet Bumi sebagai ‘payung menangkis radiasi yang masuk,’ dan tanpa medan semacam ini, akan sangat sulit bagi kehidupan untuk berkembang atau bertahan.
Para peneliti yakin, medan magnet Merkurius dihasilkan oleh proses ‘dinamo’ serupa Bumi yang didorong elektrik konduktif yang bergolak, cairan logam di inti terluar planet. “Messenger akan memetakan geometri medan itu secara rinci,” ujar Solomon pada Science yang bisa digunakan membantu para ilmuwan menjabarkan asal muasal Merkurius.
Merkurius ber-es?
Merkurius yang bermandi cahaya matahari menjadi tempat yang hampir tak mungkin untuk mencari es. Namun, beberapa kawah di kutub Merkurius nampaknya berada dalam bayangan permanen, dan merkuri di lantai kawah ini bisa mencapai minus 280 derajat Fahrenheit.
Solomon menyebutnya ‘perangkap dingin’. Tempat ini bisa menjadi ‘rumah’ lebih banyak deposito es dibanding bulan. Meski belum banyak air, es ini masih menunjukkan, “Air ada di mana-mana, setidaknya sebagai molekul,” kata Solomon.
Gumpalan persisten atmosfer
Meski Merkurius menjadi planet terkecil dan memiliki sedikit gravitasi, entah bagaimana Merkurius memiliki atmosfer, meski sangat lemah. “Entah bagaimana di Merkurius, atmosfer terus diregenerasi,” jelas Solomon.
Para ilmuwan menduga berhasil mengambil materi dari ‘angin matahari,’ aliran partikel yang memancar keluar dari matahari, yang mampu berkontribusi.
Pembawa hari kiamat?
Merkurius memiliki orbit paling eksentrik (dalam istilah astronomi berarti berbentuk oval) dibanding semua planet lain di tata surya. Simulasi komputer terbaru menunjukkan, selama beberapa miliar tahun, orbit ini bisa menjadi lebih eksentrik.
Merkurius memiliki 1% kesempatan bertabrakan dengan Venus atau matahari. Lebih menakutkan lagi, secara bersama-sama dengan gravitasi planet raksasa di luar, orbit Merkurius bisa mengacaukan orbit planet-planet dalam sehingga Merkurius, Venus atau Mars menabrak Bumi, sebuah bencana yang benar-benar berproporsi kiamat.

Jembatan terpanjang dunia diresmikan

1 Juli 2011

Jembatan terpanjang dunia diresmikan

Jembatan Cina ini membentang 36 km di atas permukaan laut. Makan semilyar dolar AS.






Heboh ‘Kiamat 2012′

1308317625955687664
Mari kita telusuri sisi Kiamat dari pandangan ramalan kalender bangsa Maya yang legendaris itu. Sebagai bahan review mari kita cermati sedikit saja kilas balik bangsa atau suku maya yang telah menyentakkan dunia dengan peradaban tinggi mereka sehingga bangsa Maya menjadi bangsa yang hebat pada tahun 250 M - 950 M.
Di manakah letaknya bangsa Maya, kini?
Bangsa Maya itu pernah menempati wilayah disekitar negara  Mexico, Guatemala, Nicaragua dan Honduras sekarang ini. Bangsa atau suku Maya tetap ada hingga saat ini. Meskipun jumlah populasinya tinggal sedikit -akibat interaski dan bersosialisasi antar budaya dan ras- suku Maya asli masih berada pada lokasi terkenal di Mexico yakini di semenanjung Yucatan.
1308351137907619803 
Bangsa Maya pada era tersebut telah mampu berfikir jauh ke depan. Mereka selangkah lebih maju dalam bidang kebudayaan, teknologi dan ilmu pengetahuan. Banyak kehebatan yang mereka torehkan sebagai warisan dunia dari ke tiga hal tersebut diatas.
Beberapa hal yang menjadi warisan legendaris bangsa Maya misalnya adalah dalam bidang pertanian,  astonomi dan pengairan. Dalam  bidang penanggalan (kalender) dan kecantikan pun bangsa Maya telah meninggalkan warisan yang masih dapat diadopsi dan dikembangkan pada saat ini.
Kiamat dalam sistem penanggalan kalender bangsa Maya
Meskipun pada saat penjajahan Spanyol beberapa artefak, batu tulis dan buku-buku Maya sempat hancur dan terbakar akan tetapi masih ada beberapa buku yang tersisa dan masih dapat diselamatkan. Salah satu buku yang diselamatkan itu adalah memberi pengetahuan mengenai sistem penanggalan bangsa Maya.
Dalam sistem penanggalan atau kalender bangsa Maya yang memang menyajikan cara memprediksi masalah astronomi mekipun dengan metode sangat sulit dicerna  jika tidak benar-benar menguasainya. Dalam kalender dan astronomi Maya, secara garis besar menggambarkan siklus hukum benda langit dan hubungannya dengan perubahan manusia.
Salah satu ahli sejarah terkenal dari AS, Dr. Jose Arguelles -yang mempunyai pengalaman mendalami sejarah bangsa Maya- mencoba menganalisis sistem kalender bangsa Maya. Hasil kajiannya dikaitkan dengan budaya bangsa Maya itu  ia terbitkan dalam sebuah bukunya yang terkenal dengan judul ” Mayan Factor: Path, Beyon Technolgy.” Hasil kajiannya ternyata sangat mengejutkan dunia.
1308349531190462541
According to the Mayan calendar, we are now living in the Mayan “end times.” The Great Cycle of the Mayan Long Count calendar ends at the winter solstice in 2012 A.D (what’s really going to happen in 2012) The Basics of The Mayan Calender
Dalam buku itu, disebutkan bahwa  sejak tahun 3113 SM  bumi  mulai masuk pada lintasan sebuah garis galaksi yang sangat ekstrim (Galaxi Beam) sebagai dampak dari perubahan siklus besar dalam sistem tata surya (The Great Cycle). Bumi akan masuk dalam garis ekstirm tersebut dalam perjalanannya selama 5125  tahun kemudian.
Begitulah kira-kira penjelasan inti buku tersebut yang diterbitkan oleh penerbit  Bear & Company pada 1973,  jika masih ada tentunya.
Jika mengacu pada penelitian dan kalender bangsa Maya di atas, ini berarti Bumi kita akan masuk dalam siklus tersebut secara langsung pada tahun 2012. Pada tahun 2012 bumi  dalam sistem tata surya Bima Sakti akan berhadapan dengan sinar bintang yang amat ekstrim akibat perubahan besar dalam siklus sistem tata surya sebagaimana disebutkan dalam buku tersebut.
Apakah dalam kondisi dan situasi tersebut nanti Bumi akan mampu bertahan dengan gaya tarik yang mengubah grafitasinya? Apakah ada gangguan dalam berevolusi dan berevolusi? Tidak mampu penulis teruskan karena kurang menguasai informasi tentang astronomi (mudah-mudahan ada rekan Kompasiana yang dapat memberi tambahan penjelasan-red).
Apa reaksi pakar astronomi lainnya menanggapi kajian Arguelles tersebut? Salah satunya datang dari ahli astronomi lainnya yang tak kalah seru yaitu Laurence E. Joseph. Ia adalah seorang wartawan juga sebagai Ketua Dewasn Direksi Aerosapce Consulting Corporation di New Mexico, AS.
Ia menerbitkan buku yang diberi judul “Kiamat 2012: Investigasi Akhir Zaman’” Dalam buku yang memiliki judul asli “Apocalipse 2012″ itu  ia menyebutkan pada tahun tersebut akan diimulai dengan munculnya badai matahari secara simultan yang mencetus terjadinya pergeseran siklus dalam sistim tatasurya. Ini artinya Laurence mempunyai kesepakatan dan memiliki persepsi yang sama dengan pendahulunya di atas.

Fenomena Alam yang semakin unik.
Jika dikaitkan dengan fenomena alam yang semakin ganji dan unik yang kita temukan akhir-akhir ini, sepertinya hal di atas ada kaitannya. Lihat saja gerhana bulan tanggal 16 Juni 2011 lalu, fenomena tersebut memperlihatkan salah satu gerhana bulan pada posisi paling ‘jelas’ dalam sejarah astronomi modern.(?)

Lihat saja kajian yang disampaikan oleh mba Hera dalam tulisan paling menarik  (HL tanggal 17/6/2011)  berjudulhttp://edukasi.kompasiana.com/2011/06/17/ada-dua-matahari-tanggal-21-juni-2011/ Tulisan tersebut sangat impresif, mengupas tuntas dugaan adanya bintang Adroid (bukan Android) dan menepis dugaan adanya 2 (dua) bintang pada hari tersebut.
Fenomena alam yang unik lainnya, misalnya gernhana matahari toal yang semakin sering terjadi, iklim yang sulit ditebak, banjir besar, letusan gunung berapi,  tsunami, letusan gunung berapi di Kutub Selatan, melelehnya bongkahan es dikutub Utara, kejadian gempa yang datang silih berganti, Kerusakan dan pencemaran lingkungan yang sangat ekstrim, meningkatnya emisi gas buang dan berdambah hebatnya efek rumah kaca dan lain sebagainya. Apakah semua ini pertanda alam sudah mulai gelisah..?
Kembali kepada Tuhan Maha Kuasa.
Tentu tidak perlu panik dulu. Boleh saja kajian di atas dikupas sedemikian rupa oleh tuan Arguellas, tapi dasar pemikirannya masih diragukan, sebab dari mana  ia bisa menentukan tahun 3113 SM sebagai langkah awal perhitungannya? Apakah hanya karena disebutkan oleh prasasti atau buku yang terselematkan itu, ataukah hanya  untuk sebuah sensasi saja dengan menggunakan rumus matemtika, misalnya dengan menetapkan tahun 2012 lebih dahulu untuk dijadikan obyek sensasi tersebut?
Ilmu Pengetahuan tentu dapat saja memprediksi dan menetapkan sesuatu, misalnya kapan terjadinya gerhana, terjadinya tsunami dan cuaca yang sangat ekstrim serta lainnya. Akan tetapi mengenai kapan terjadinya Kiamat, rasa-rasanya sudah terbukti berkali-kali bahwa prediksi apapun -selama ini- tidak terjadi dan tidak pernah terbukti kebenarannya. Karena sesungguhnya Tuhan Maha Pencipta telah berjanji, bahwa soal datangnya Hari Kiamat  hanyalah Dia yang tahu dan itu  menjadi rahasia milik Nya saja.
Kalau disuruh memilih, tentu kita mohon jangan kiamat dulu, agar masih ada kesempatan kita untuk bertobat, bukan..?

14 Kejadian Alam yg Luar Biasa

Rahasia alam tidak ada habisnya untuk terus ditelusuri. Sang Pencipta menunjukkan keagunganNya dengan berbagai keindahan dan kejadian alam yang luar biasa yang hanya dapat membuat manusia berdecak kagum. Fakta Unik telah merangkum 14 Kejadian Alam yang Luar Biasa untuk Anda.

1. Moonbows / Pelangi Bulan

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/6/6d/LunarRainbowVicFalls_small.jpg
Pelangi terjadi karena matahari bersinar pada tetesan-tetesan air embun, biasanya terjadi pada atmosfir setelah hujan. Moonbow lebih jarang terjadi, hanya dapat dilihat pada malam hari ketika bulan ada pada titik rendah pada saat bulan purnama sampai hampir purnama. Satu tempat popular untuk melihat Moonbow adalah di air terjun Cumberland di kentucky AS.

2. Mirages / Fatamorgana

http://inlinethumb22.webshots.com/34645/2656832380104181437S600x600Q85.jpg
Fatamorgana muncul ketika cahaya terbias dan menghasilkan gambar dari suatu object atau langit padahal sebenarnya tidak ada. Fenomena ini biasanya terjadi di permukaan panas, seperti jalan aspal atau gurun pasir. ( en.wikipedia.org )

3. Belt of Venus

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/06/Moon_and_red_blue_haze.jpg/800px-Moon_and_red_blue_haze.jpg
The Venus Belt / Sabuk Venus adalah fenomena yang muncul pada saat senja yang berdebu ketika sekumpulan langit kemerahan dan kecoklatan muncul diantara langit dan cakrawala. ( en.wikipedia.org )

4. Noctilucent Cloud / Awan Noctilucent

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/d/d7/Noctilucent_clouds_over_saimaa.jpg/450px-Noctilucent_clouds_over_saimaa.jpg
Awan Noctilucent adalah awan yang sangat tinggi secara atmosfir yang membiaskan cahaya pada senja ketika matahari telah tenggelam, mengiluminasi/menyinari langit dengan sumber cahaya yang tak tampak. ( en.wikipedia.org )

5. Aurora Borealis

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/0/07/Aurore_australe_-_Aurora_australis.jpg
Pada belahan dunia selatan juga dikenal dengan nama Aurora Australis, Aurora Borealis adalah partikel bermuatan listrik dari matahari yang telah mencapai bagian teratas atmosfir bumi dan menjadi sangat aktif. Aurora biasanya sering terlihat di daerah dekat kutub dan pada waktu dimana siang dan malam sama panjang. (en.wikipedia.org )

6. Mammatus Clouds / Awan Mammatus

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/thumb/e/ed/Middleeastmamatus.JPG/800px-Middleeastmamatus.JPG
Bentuk awan yang aneh ini sering diasosiasikan dengan badai, dan tidak dapat dimengerti sepenuhnya bagaimana awan ini terbentuk. (en.wikipedia.org )

7. Fire Whirls / Pusaran Api

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/9/9f/Fire-whirl.jpg
Fire whirls / pusaran api adalah tornado yang berputar terlalu dekat dengan kebakaran hutan atau pusaran yang terbentuk karena terdapat terlalu banyak panas di area tersebut. ( en.wikipedia.org )

8. Pyrocumulus Clouds / Awan Pyrocumulus

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/a1/Wildfire_in_Yellowstone_NP_produces_Pyrocumulus_cloud.jpg/800px-Wildfire_in_Yellowstone_NP_produces_Pyrocumulus_cloud.jpg
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/4f/Pyrocumulus_Cloud_Station_Fire_082909.jpg/800px-Pyrocumulus_Cloud_Station_Fire_082909.jpg
Awan Pyrocumulus adalah fenomena lainnya yang berhubungan dengan panas yang terbentuk karena panas yang meluas dan intens dari suatu daerah yang membentuk awan comulus. Gunung berapi, kebakaran hutan, dan ledakan nuklir (dalam bentuk mushrom clouds) adalah penyebab utama terjadinya pyrocumulus clouds. (en.wikipedia.org )

9. Sun Pillars / Pilar Matahari

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/8/82/FairbanksUAFLightPillars.jpg
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/a1/Sunset_in_Saguaro_National_Park.JPG/450px-Sunset_in_Saguaro_National_Park.JPG
Sun pillars / pilar matahari timbul ketika matahari yang tenggelam memantulkan tinggi awan es pada lapisan yang berbeda. Hal ini menghasilkan pilar cahaya yang tinggi menjulang hingga ke langit. sangat mungkin juga untuk menyaksikan moon pilar atau pilar bulan. (en.wikipedia.org )

10. Virga

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/2/2c/Nimbostratus_virga.JPG/800px-Nimbostratus_virga.JPG
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9d/Virga_05.jpg/800px-Virga_05.jpg
Virga adalah fenomena yang terjadi saat kristal es di awan jatuh, namun menguap sebelum menyentuh tanah. Virga muncul seperti ekor / jejak dari awan yang menggapai permukaan tanah, kadangkala membentuk awan seperti ubur-ubur. ( en.wikipedia.org )

11.Katabatic Winds / Awan Katabatic

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/b/b0/Vent_catabatique_-_Catabatic_Wind.jpg
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/7/71/Sea_ice_by_fruchtzwerg%27s_world.jpg/397px-Sea_ice_by_fruchtzwerg%27s_world.jpg
Ini adalah angin yang membawa udara padat dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah karena gravitasi. Katabatic winds dikenal secara lokal sebagai santa ana (california selatan), mistral (mediterania), Bora (laut adriatic) Oroshi (jepang), Pitaraq(greenland), dan wailliwaw (tierra del fuego). Williwaw dan angin yang bergerak di atas antartika biasanya berbahaya, bertiup dengan kecepatan 100 knot. ( en.wikipedia.org )

12. Fire Rainbow / Pelangi Api

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/2/22/CircumhorizonArcIdaho.jpg
Fire rainbow adalah fenomena yang sangat jarang yang muncul hanya pada saat matahari sedang tinggi yang membuat sinarnya melewati awan cirrus yang tinggi yang berisi kristal-kristal es. ( en.wikipedia.org)

13. Green Ray

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/40/GreenFlash.jpg/800px-GreenFlash.jpg
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/d/d2/Big_green_flash.JPG/800px-Big_green_flash.JPG
Juga dikenal dengan nama Green Flash. Fenomena ini muncul sangat singkat sebelum matahari benar-benar tenggelam dan setelah matahari terbit. Fenomena ini muncul sebagai kilatan / cahaya hijau diatas matahari yang berlangsung sangat cepat, biasanya hanya beberapa saat. Hal ini muncul karena pembiasan cahaya di atmosfir. (en.wikipedia.org )